top of page

SEARCH BY TAGS: 

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey

ChitChat with Editor in Chief Gadis Magazine

  • rahmadiniar
  • Sep 3, 2014
  • 2 min read

“Cover pertama Gadis memang jadul, tapi jika itu tak ada tak mungkin nama gadis bisa sebesar sekarang”, begitu ucapan kak Didin sambil menunjuk ke arah poster.

Pada Senin (20/10), kami diperkenankan mewawancarai Chief Editor GADIS, Didin Palupi Ambardini atau biasa dipanggil Mbak Didin. Ia adalah seorang lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada. Mengawali karir sebagai reporter majalah GADIS tahun 1993, kini ia menjabat sebagai Chief Community Editor Officer setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Editor, Managing Editor, dan terakhir sebagai Wakil Pemimpin Redaksi. Chief Community Editor merupakan nama baru yang dipakai menggantikan nama Editor In Chief. Perubahan nama ini dilakukan karena tugas Pemimpin Redaksi GADIS saat ini tidak hanya pada print media majalah GADIS tapi juga mengurus komunitas dan media sosial yang dibangun oleh GADIS. Tujuan dari dibuatnya komunitas ini adalah untuk mengikuti perkembangan zaman Remaja Putri Indonesia yang sudah banyak menggunakan media sosial sebagai gaya hidupnya.

Sibuk jadi Pemred..

Mbak Didin bisa dikatakan adalah orang yang super sibuk. Selain tugas utamanya menjalankan visi misi GADIS, Ia bersama redaksi harus mengambil keputusan untuk menentukan tema dan campaign GADIS tiap tahunnya, memastikan 34 edisi dan 1 edisi khusus terbit dengan lancar, menjalin kerjasama kepada sejumlah pilar yang berkaitan dengan GADIS, serta bertanggung jawab memenuhi target baru GADIS dari pencapaian jumlah komunitas dan pembaca sebelumnya.

“Bekerjalah sesuai minat yang disuka karena pekerjaan kalian akan lebih terasa mudah jika kalian menyukainya,” pesan kak Didin.

Merambah Media Online

Menjadi seorang Pemred majalah yang sudah eksis cukup lama merupakan tantangan tersendiri bagi Mbak didin. Ia selalu harus tau apa yang sedang happening di kalangan remaja putri Indonesia yang merupakan target pasar GADIS. “Selalu harus mengikuti apa yang menjadi trend di mereka itu wajib,supaya apa yang kita berikan itu selalu baru dan keren dimata mereka”. Menurunnya minat pasar pada media konvensional membuat GADIS harus memutar otak untuk mempertahankan eksistensinya. Selain merambah berbagai media sosial, Gadis akan membuat portal media onlinenya. “ Media online sejauh ini masih dalam rancangan, mungkin dalam waktu cepat akan kita aplikasikan,” jelasnya.

Gadis Sampul

Bicara mengenai GADIS pastinya takkan terlepas dengan Gadis Sampul. Kontes ini boleh dibilang sebagai pelopor pemilihan model sampul. Dimulai sejak 1987, Gadis Sampul telah mengorbitkan artis artis cantik wanita Indonesia mulai dari Desy Ratnasari, Dian Sstro Wardoyo sampai Mikha Tambayong. Acara ini digagas oleh Pia Alisjahbana dengan tujuan menghiasi cover sampul majalah GADIS dengan wajah – wajah baru. Hingga saat ini total finalis Gadis Sampul saat ini telah mencapai 450 orang. Gadis Sampul merupakan barometer hadirnya bintang baru di Indonesia karena telah mengorbitkan wanita – wanita berbakat di bidangnya. Pada setiap tahunnya terpilih 20 finalis untuk bergantian menghiasi cover majalah GADIS. “Pada setiap periodenya, finalis kami kontrak selama setahun untuk menjadi brand endorse GADIS,” imbuh Mbak Didin.

didin.jpg
 
 
 

Commenti


© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

  • b-facebook
  • Twitter Round
  • Instagram Black Round
bottom of page